Hiatus

Minggu, Februari 23, 2014 4 Comments A+ a-

Mau hiatus dulu yaaa...


Semenjak dari Malaysia... Semenjak dari Jogja bulan lalu,
Hidup gue dihadapkan oleh banyak mimpi yang sedang terajut.
Mohon doanya dari teman-teman..
Sampai jumpa di tulisan-tulisan menginspirasi selanjutnya. Pasti banget banget banget diceritaain di sini hihihi.
Cuman memang lagi butuh hiatus. Karena gue.. gue.. gue... lagi sibuknya masyaAllah.
Tetap doakan daku yaaaaaaaa :)
Always do the best!

Ditunggu kabar baiknya..

UNJ Mencari Mahasiswa Berprestasi

Minggu, Februari 23, 2014 1 Comments A+ a-


KOMINFO, BEM UNJ – UNJ sedang mencari mahasiswa berprestasinya yang pantas untuk bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa berprestasi di tingkat nasional. Bukanlah hal yang mudah, karena memerlukan proses seleksi yang panjang, dimulai dari seleksi tingkat program studi, tingkat jurusan, tingkat fakultas, lalu dari 7 mahasiswa berprestasi yang mewakilkan 7 fakultas diseleksi lagi untuk mendapatkan satu mahasiswa berprestasi UNJ yang pantas dan memang layak untuk mewakilkan UNJ di tingkat nasional. Ajang Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) tingkat Nasional diwakilkan oleh Mahasiswa S-1, namun UNJ pun juga mencari mahasiswa berprestasi D-3, yang akan terseleksi 3 MAPRES D-3 dari fakultas masing-masing.

Gelar Wicara Mahasiswa Berprestasi UNJ 2014, yang telah diadakan 20 Februari 2014 lalu di Gedung Sertifikasi Guru, lantai 8, mampu menginspirasi banyak mahasiswa UNJ untuk ikut dalam ajang MAPRES UNJ 2014. Sekitar 75 mahasiswa UNJ datang dalam acara tersebut untuk mendapatkan inspirasi dari kedua pembicara yang sudah dinobatkan sebagai MAPRES Nasional 2013 yaitu, Rizki Fadli (MAPRES I UNJ 2013) dan Nadine Ardianna Sugianto (MAPRES I IPB 2013).

Acara dimulai pada pukul 13.15 WIB, dan pada sesi pertama diisi oleh Rizki Fadli, MAPRES NASIONAL 2013 yang telah berhasil membawa prestasi UNJ pada peringkat 7 besar. Lalu dilanjutkan sesi kedua yang diisi oleh Nadine Ardianna Sugianto, MAPRES IPB sekaligus MAPRES I Tingkat Nasional. Dan kedua sesi tersebut dimoderatori oleh Vania Zulfa, MAPRES II UNJ 2013. Gelar Wicara MAPRES UNJ 2014 pada sesi pertama yang disampaikan oleh Rizki Fadli, menjelaskan apa saja yang menjadi kriteria penilaian dalam seleksi MAPRES UNJ, diantaranya wawancara + dokumen-dokumen sertifikat prestasi serta karya unggulan, presentasi karya tulis ilmiah + diskusi dalam bahasa Indonesia, presentasi karya tulis ilmiah dalam bahasa inggris ataupun bahasa asing. Selanjutnya pada sesi kedua yang disampaikan oleh Nadine Ardianna Sugianto yang mempresentasikan tips-tips menjadi MAPRES Nasional serta menceritakan apa saja yang telah ia lakukan selama proses seleksi sampai berhasil mengantarkan ia menjadi MAPRES I Nasional 2013.

Rizki Fadli dan Nadine Ardianna Sugianto

Mimpi ASEAN Economic Community 2015: Ancaman atau Peluang?

Selasa, Februari 11, 2014 4 Comments A+ a-

Oleh Sitti Ghaliyah
Media Division, Nusantara Young Leaders

Tulisan ini saya buat untuk membantu membelalakkan mata teman-teman yang belum/sudah mengetahui/mengerti tentang ASEAN Economic Community 2015. Jika, Anda merasa tulisan ini pantas untuk di-share, tolonglah di-share, biar kita gak menjadi orang asing di negeri sendiri!

InsyaAllah tulisan ini menggunakan kalimat dan kata-kata yang mudah dimengerti. Jadi saya mohon kepada teman-teman untuk mau membacanya. Kritik dan saran dari teman-teman sangat terbuka lebar untuk penulis. Ayo diskusi... jika teman-teman sudah paham dan mengerti setelah membaca tulisan ini


Terus terang, saya juga baru mengetahui tentang ASEAN Economic Community 2015. Saya pikir, ini bukan kewajiban saya untuk mengetahui tentang hal itu. Toh, saya kan anak fisika, kayaknya yang kudu tahu soal AEC 2015 yaa sebangsa anak ekonomi, anak hukum, anak hubungan internasional, dll (baca: Mahasiswa). Jadi, anak eksak macam saya ini gak penting-penting banget buat tahu soal beginian. Ternyata presepsi saya itu salah besar. Salah! Saya beruntung bisa mengetahui dan mempelajari AEC 2015 dan mendapatkan ilmu tambahan dari Bapak Bobby Stiven S.H, LL.M. Dan saya mau membagi-bagikan ilmu saya yang sangat sedikit ini buat teman-teman yang juga belum tahu atau bahkan sama sekali belum pernah mendengar soal AEC 2015.

Bismillah.. Teman-teman kita itu harus sadar dan peduli akan nasib bangsa ini. Terserah mau bilang kalimat saya ini terlalu lebay atau gimana, tapi beneran deh, teman-teman haruslah care. Saya akan menceritakan sedikit dari mana muncul gagasan Mimpi AEC 2015. Jadi begini, di benua eropa ada 28 negara yang tergabung dalam The European Union. Sejujurnya ASEAN kita ini mencontoh dan meniru (mengakui meniru) The European Union. Melihat EU ini cukuplah berhasil dalam beberapa bidang yang sudah dirintis lama, seperti goods, services, living and working, dll. ASEAN berlogika, jika EU berhasil dengan wilayah 28 negara yang cukup luas, kenapa gak untuk AEC juga bisa dengan wilayah regional yang hanya terdiri dari 10 negara saja (tidak termasuk Timor Leste dan Papua Nugini). AEC direncanakan akan terimplementasi pada tahun 2020. Tapi karena suatu alasan, yaitu mimpi ASEAN yang ingin buru-buru untuk berhasil seperti EU, maka AEC dipercepat menjadi tahun 2015. Sungguh ini mimpi yang gak rasional.


Part 2: Siap Menghadapi Tantangan ASEAN Economic Community 2015

Jumat, Februari 07, 2014 2 Comments A+ a-

 Mempersiapkan Pemuda Berkualitas

Indonesia sangat perlu mencetak tenaga kerja terampil, karena tenaga kerja terampil yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam ASEAN Economic Community 2015. Indonesia dapat membuat kerjasama dalam bidang pendidikan dengan negara maju di ASEAN seperti Singapura dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Baik pelajar, mahasiswa dan juga pengajar dapat diintensifkan, pemerintah dapat menetapkan prosentase tertentu dari tenaga kerja asing yang ditempatkan di Indonesia sebanding dengan tenaga kerja terampil dari dalam Negeri, tujuannya agar tenaga kerja terampil kita mampu bersaing dengan tenaga dari luar Negeri, negera-negara di Asia Tenggara yang memiki total wilayah yang lebih sempit dibandingkan Indonesia.

Kita harus optimis bahwa Indonesia juga tidak akan kalah dengan negara tetangga se-Asia Tenggara. Sebenarnya, Indonesia masih kurang dalam bidang pendidikan sehingga kita kalah dalam hal sumber daya manusia dengan negara lain. Maka dari itu meningkatkan pendidikan mulai sejak sekarang sehingga kita tidak kalah saingan dengan negara lain, dengan cara mencetak pendidik muda yang berkualitas dan pendidikan yang berkualitas.

Semangat pemuda Indonesia!

Pemuda-pemudi di Indonesia harus lebih bersemangat lagi untuk memajukan Negeri tercintanya ini agar dalam mengadapi Asean Economic Community tidak tertinggal jauh dan tidak kalah saing dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Selain itu kerjasama antar setiap individu dengan pemerintah harus ada sesuai dengan ayat pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”. Dengan itu kita akan lebih siap dalam menghadapi Asean Economic Community 2015.

Berdasarkan data BPS tahun 2012, tenaga kerja Indonesia yang produktif adalah 120 juta orang. Lalu bagaimana jika nanti tenaga kerja asing masuk ke Indonesia seperti tenaga kerja Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dll yang memiliki kemampuan komunikasi bahasa Inggris atau keterampilan lainnya yang lebih baik dibandingkan negeri kita? Dalam waktu yang singkat, perguruan tinggi Indonesia harus mampu mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di kancah internasional. Sebab jika tidak, nantinya kita justru menjadi orang asing di Negeri sendiri.

Sayangnya, Indonesia belum memiliki kesesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan lulusan perguruan tinggi yang sudah ada. Padahal, seharusnya pemerintah, dunia usaha dan dunia pendidikan menciptakan sinergi untuk mempersiapkan kompetensi para tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing di kancah global. Ada lima keterampilan yang harus dipenuhi oleh seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat meningatkan daya saing, yaitu kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah.

Part 1: Siap Menghadapi Tantangan ASEAN Economic Community 2015

Jumat, Februari 07, 2014 0 Comments A+ a-

Berbuat untuk Indonesia, Mengabdi untuk Negeri

Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Saya juga lah salah satu pemuda Indonesia yang mau dan akan segera menjawab tantangan masa depan bangsa saya sendiri. Tergelitik hati ini, setelah saya mengetahui bahwa teman-teman sekelas saya di kampus belum mengetahui dan bahkan tidak pernah mendengar tentang AEC 2015. “Lu tau gak soal AEC 2015?” tanya saya kepada teman-teman. Mereka menjawab santai, “Apaan tuh? Lomba yaa? Atau semacam exchange program?”. Entalah....

Dimana seharusnya, pemuda-pemudi Indonesia sudah mengetahui bahwa di depan mata meraka ada sebuah tantangan yang akan menjadi ancaman atau justru sebaliknya yaitu menjadi peluang. AEC 2015 membutuhkan persiapan... generasi mudalah yang akan segera menjawab tantangan masa depan bangsa Indonesia ini.

Edukasi, sosialisasi, proteksi, itulah yang perlu pemerintah Indonesia terapkan untuk ASEAN Economic Comunity 2015. Tidak terasa, dua tahun kedepan Indonesia akan menghadapi era tantangan baru dalam ASEAN Economic Community. Implementasi ASEAN Economic Community yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2020, tetapi dimajukan menjadi tahun 2015. Dengan diberlakunya ASEAN Economic Community yang disepakati bersama oleh semua negara di wilayah Asia Tenggara maka secara otomatis liberalisasi akan terjadi hampir di semua sektor. Ketika ASEAN Economic Community berlaku pada akhir 2015 nanti, pasar Indonesia akan membuka diri. Pasar Indonesia akan sangat menarik bagi negara tetangga dan kita hanya akan menjadi penonton saja bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang.

                                                              ***

Konsep utama dari ASEAN Economic Community 2015 adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Kehadiran ASEAN Economic Community bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia mungkin akan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga kerja terampil dan tenaga kerja tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara.